This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 24 September 2012

Indahnya Lingkaran Ini

Semuanya bermula dari lingkaran kecil ini...
Ada banyak cinta yang terserak di lingkaran kecil yang terhimpun untuk ditebar di lingkaran yang lebih besar..
Ada persaudaraan tak bersekat yang terjalin di lingkaran kecil ini, untuk tegaknya persaudaraan di lingkaran yang lebih besar ..
Ada banyak hikmah yang terurai di lingkaran kecil ini, untuk tersemainya hikmah di lingkaran yang lebih besar ..
Ada banyak latihan-latihan keikhlasan di lingkaran kecil ini, untuk bisa tetap ikhlas di lingkaran yang lebih besar ..

Ayok melingkar ... :)

(Ust. Rudy Prianto)
dakwatuna.com - Tahukah kamu lingkaran apa yang paling meneguhkan? Yang meneguhkan keimanan, membakar semangat, menggelora daya juang, mengukuhkan azzam, meneduhkan hati, menjernihkan pikiran, mengokohkan kedudukan, menyalurkan peran, mengikis keangkuhan, menepis kesombongan, mematikan dengki, meredam amarah, melebur serpihan kebatilan. Semua bersatu padu, seakan-akan memiliki kutub magnet di masing-masing sudutnya yang saling tarik menarik dengan kuatnya, demi mengukir cita untuk menyambung keteladanan sejarah dengan membina sang penggagas kebangkitan, yakni para pemuda intelektual yang ditempa dengan kekuatan tarbiyah.

Yaa, ini lingkaran suci itu. Sebuah halaqah ilmu. Bernuansa majelis kecil yang dinaungi oleh para malaikat, ketika mereka bertatap muka, berjabat tangan, menyandungkan bait-bait kalam ilahi, berbagi pengetahuan, hingga di akhir, ketika halaqah ditutup dengan lafazh hamdalah. Seiring itu pula para malaikat melangkah kembali menuju Sang Pemilik Semesta. Mereka berhimpun dalam naungan cinta ilahi. Yang merupakan langkah awal nan pasti dari sebuah halaqah ilmu, Liqa’.

Heran bercampur kagum, raga ini pun masih bertanya-tanya kekuatan apa yang bersembunyi di balik hangatnya lingkaran ini hingga mampu menyihir para aktivis yang dengan antusias ingin memperlebar cakrawala ilmu. Mencari asupan ruh baru. Ruh yang berperan memperbaharui ruhiyah, yang mungkin dengan bergulirnya waktu sedikit demi sedikit terkikis oleh kebatilan yang menyeruak seantero jagat raya yang begitu fana, mengandung berjuta kenikmatan semu.

Aku pun teringat akan indahnya kata-kata Rasulullah yang direkam oleh Imam Muslim, “…Ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapati para sahabat duduk dalam halaqah (lingkaran). Beliau bertanya, Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?”. Mereka menjawab, “kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk Islam”. Maka Rasulullah bertanya, “Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah kami tidak duduk kecuali untuk itu.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, tetapi Jibril datang kepadaku memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat.” (H.R. Muslim)

Sungguh, kali ini aku paham mengapa jasadku begitu sejuk ketika keluar dari majelis itu. Aku sadar mengapa hatiku betapa jernih dan putih layaknya kapas yang tanpa noda ketika lingkaran itu ditutup. Aku ingat betapa mewahnya celupan warna Ilahi, memintal sulam jiwaku untuk kemudian digenggam-Nya. Tak lama kemudian, kuputar rekaman sejarah dalam setiap pertemuan. Menelusuri setiap jejak pertalian kebersamaan, mengais keberkahan Sang Maha Indah, yang kemudian ditenun menjadi jalinan cinta di jalan-Nya untuk saling menyuapi ilmu yang dimiliki.
Tentu saja dalam kumpulan kecil ini kami mengingat Allah, agar Allah mengingat kami dalam kumpulan yang lebih baik. Kami membaca Kitabullah, mengupas isinya, lalu kami dapati bahwa Al-Quran menyuguhkan kami sebuah kenikmatan untuk saling bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Allah. Tidak ada tekad ketika bubar selain saling menguatkan, mendoakan, untuk kemudian muncul suatu harap agar apa yang kami bahas menjadi amal kenyataan. Teringatku pula akan janji Allah ini dalam senandung uraian kata cinta dari Baginda Rasulullah, “Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah, dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi majelisnya, para Malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisiNya.” (H.R. Muslim). Subhanallah, inilah ketenangan di mana aku dan mereka yang menjadi sahabat seperjuangan rasakan dalam majelis ilmu ini. Ketenangan hakiki. Keinginan untuk selalu berjumpa. Menanti kedatangan minggu berikutnya untuk kembali menyalurkan hasrat cinta, didekap erat oleh sang Murabbiyah.
Setelahnya, pikirku kembali menerawang. Menuju suatu titik yang tak berujung. Membayangkan bagaimana jika ada seseorang yang tanpa sengaja ikut duduk bersimpul bersama kami. Mendengarkan taujih terbaik dari sang mentor. Membayangkan seseorang yang asing tiba-tiba hinggap dalam majelis kami. “Apakah dia juga akan mendapat apa yang kami dapat?”, pikirku. Padahal skenario ini tanpa perencanaan darinya. Berbeda dengan kami yang dengan rajinnya menjadikan majelis ini sebagai rutinitas pekan yang tak boleh dilewatkan. Jadwal yang telah tersusun. Serta pembagian tugas untuk Fastabiqul Khoirot telah dirangkai indah. Sejenak ku terdiam, tersentak akan suatu hadits yang menyatakan, “… Seorang malaikat berkata, “Rabbi, di majelis itu ada orang yang bukan dari golongan mereka, hanya bertepatan ada keperluan maka datang ke majelis itu. Allah berfirman, “Mereka adalah ahli majelis yang tiada akan kecewa siapa pun yang duduk membersamainya!” (Mutaffaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah).

Lagi-lagi bibir ini bergeming, seraya menghadirkan rasa syukur terbaik untukNya. Atas apa yang Allah janjikan ketika kita telah menjadi bagian dari halaqah (lingkaran) itu. Suatu kepastian yang nyata, ketenangan hakiki yang dibersamai langsung oleh kaum yang berasal dari nuur (cahaya). Maka, apa yang engkau cari sekarang sahabat? Mari bergabung bersama kami, bersama mereka, yang senantiasa menghidupkan halaqah untuk mengais mata rantai ilmuNya. Untuk pertemuan ini, aku berpartisipasi sebagai peserta atau pendengar. Kemudian bertukar peran menjadi pengisi dalam majelis ilmu lainnya. Sahabat, begitu nikmat halaqah ini. Temuilah atmosfir cinta dalam majelis kecil ini. Untuk saling mengasah dan memperbaharui iman. Karena sejatinya ruhiyahmu harus senantiasa di-upgrade keberadaannya.

Ketua Rohis SMA Negeri 32 Jakarta

Sesuai sejarah 32, rohis SMA Negeri 32 mengalami masa pergantian jabatan dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Rohis SMA Negeri 32 Jakarta

 Tahun 1996-1997 : Imam Muharram

 Tahun 1997-1998 : Arinal

 Tahun 1998-1999 : Zainal Abidin

 Tahun 1999-2001 : Achmad Yasin










Tahun 2001-2002 : Zulfikar











Tahun 2002-2003 : Ulumuddin Nurul Fakhri













Tahun 2003-2004 : Akhmad Bustomi

Tahun 2004-2005 : Andri Prasetyo



Tahun 2005-2006 : Muhammad Jamil

Tahun 2007-2008 : Agus Iswanto


Tahun 2008-2009 : Abdul Khohar












Tahun 2009-2010 : Muhammad Farhan Ramadhan











Tahun 2010-2011 : Adam

Tahun 2011-2012 : Abdul Rahman

Rohis Se-Jadetabek Gelar Aksi Damai di Bundaran HI

INILAH.COM, Jakarta - Ikatan pelajar yang tergabung dalam kegiatan Rohani Islam (Rohis) seluruh Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Depok (Jadetabek), melakukan aksi damai terhadap pemberitaan yang menyudutkan rohis dan mengarahkan stigma negatif di Metro TV, di Bundaran HI, Jakarta.

"Perekrutan generasi teroris dari rohis adalah tidak benar. Testimoni alumni rohis yang sudah berhasil juga menyatakan tidak ada alumni rohis teroris," ujar salah seorang alumni rohis, Indra Septiawan, di Bundaran HI, Jakarta (23/9/2012).

Ada pihak yang tidak senang melihat pemuda Islam yang giat terhadap keislamannya. Kegiatan rohis sekolah adalah kegiatan positif dan baik. Pemberitaan dari media televisi tersebut telah membentuk opini publik yang menggiring masyarakat untuk mewaspadai rohis.

Ikatan rohis yang terdiri dari pelajar SLTP dan SLTA se-Jadetabek ini melakukan aksi damai di Bundaran HI yaitu memberikan rilis kepada masyarakat, longmarch, teaterikal, deklarasi pelajar muslim nasional.

"Ini semua dilakukan untuk memberikan pngetahuan kepada masyarakat bahwa rohis adalah organisasi yang bagus dan positif di sekolah. Aksi ini sendiri diikuti oleh seribuan pelajar SLTP dan SLTA," tandasnya.

Aksi ini dilakukan sejak pukul 07.00 pagi ini berlangsung dengan aman dan lancar. Ribuan pelajar menghadiri aksi ini dengan antusias yang perduli terhadap kegiatan rohis. Termasuk dari Rohis SMA Negeri 32 Jakarta yang tergabung dalam Rohis se-Kebayoran Lama.
 

Visi Misi Rohis SMA 32 akarta


Visi :
Menjadikan Rohis SMA Negeri 32 Jakarta sebagai lembaga uswatun hasanah bagi yang lain.

Misi :
1. Meningkatkan minat baca siswa terhadap buku-buku Islam maupun ilmu pengetahuan
    umum.
2. Menigkatkan prestasi akademik maupun non akademik.
3. Mempererat tali ukhuwah di dalam maupun di luar Rohis.
4. Sarana meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
5. Menciptakan suasana sekolah yang Islami.

Visi dan Misi Rohis 32 ini sejalan dengan Visi-Misi SMA Negeri 32 Jakarta, yaitu :
Visi :
  • Peningkatan IMTAQ dan Pengembangan IPTEK guna membentuk Generasi, yang Berprestasi dan Berbudi Pekerti Luhur.
Misi:
  • Meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam melaksanakan ajaran agamanya.
  • Menumbuhkan kepercayaan terhadap calon siswa baru sehingga menjadikan SMA Negeri  32 Jakarta sebagai pilihan pertama atau kedua.
  • Meningkatkan perolehan Nem siswa.
  • Meningkatkan prestasi di bidang ekstra kurikuler.
  • Menumbuhkan semangat belajar di bidang teknologi komputer serta teknologi yang Berbasis Life Skill yang lain.
  • Meningkatkan profesionalisme Guru dan Karyawan.
  • Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama diantara warga sekolah, orang tua siswa (Komite) dan masyarakat.
  • Memberikan bekal keterampilan Vokasional, yang sesuai dengan pasar kerja saat sekarang.
  • Mengembangkan dan melestarikan Budaya Betawi.

Semangat ini lah yang membuat kami bertahan hingga sampai saat ini dan akan terus bertahan dan maju sampai hari akhir kelak. Semoga usaha yang kami lakukan akan menjadi catatan kebaikkan.
Wallahua'lam

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More